Sabtu, 05 Juli 2008

THARIKH KIMIAWAN


AR-RAZI

(Dokter dan K imiawan Paling Terkemuka Sepanjang Sejarah)


Oleh:

R.A. Syukuri Nikmah



Zakariya ar-Razi, yang lebih masyhur dipanggil al-Razi adalah penulis muslim pertama yang mengarang buku-buku tentang medis. Ia juga seorang ahli kimia yang belajar dan bekerja di Baghdad di bawah bimbingan seorang murid Hunayn bin Ishak (809-977M). menurut al-Biruni, beliau lahir di Rayy pada tanggal 1 Sya`ban 251 H/ 865 M. Oleh beberapa sejarawan dikatakan bahwa masa muda ar-Razi menjalani berbagai macam profesi seperti menjadi tukang intan (versi Baihaqi), penukar uang (versi Ibnu Abi Usaybi`ah), bahkan sebagai pemain kecapi (versi Ibnu Khalikan)(1).

Nama lengkap ar-Razi adalah Abu Bakr Muhammad Ibn Zakariyya ar-Razi. Di barat, dia dengan dengan nama Razhes. Ar-Razi merupakan saintis muslim pertama yang mampu mengklasifikasikan berbagai macam zat kimia ke dalam tiga bagian yakni; mineral-mineral, tumbuhan-tumbuhan dan hewan-hewan. Dalam pengklasifikasian ini memang berbeda dengan teori yang digagas oleh Jabir Ibn Hayyan, yang membagi zat kimia menjadi: tubuh, nyawa dan akal. Dalam konsep lain ar-Razi menggolongkan logam jadi lima bagian yaitu; jiwa, tubuh, batu, vittriol, borax, dan garam.

Ar-Razi dikenal sebagai ilmuwan yang terampil melakukan proses-proses kimiawi seperti distuasi, kristalisasi, sublimasi, kalsinasi, sintesa-sintesa dan berbagai macam analisis lainnya (2). Bahkan ia adalah dokter pertarma yang menerapkan ilmu kimia ke dalam bidang kedokteran, dan pernah mengobati suatu penyakit melalui reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh pasiennya. Ia juga dokter pertama yang menggagas teori bahwa kondisi jasmani itu banyak terpengaruh oleh kestabilan jiwa, dan selanjutnya menjadi landasan dasar teori ilmu kedokteran modern. Dia pulalah yang menemukan sejenis minyak “cologne” yang disarikan dari sejenis tumbuh-tumbuhan (3)

Dalam lapangan kimia, salah satu karya ar-Razi yang berjudul “Al-Kimiya” menjadi buku acuan penting dalam ilmu kimia modern. Selama hidupnya, ia telah mengarang tidak kurang dari 200 judul buah buku. Salah satu diantaranya “Al-Hawi” yang terdiri dari 20 jilid. Buku ini dipandang sebagai buku induk di bidang kuedokteran. Perlu kita ketahui, buku ini telah diterjemahkan ke dalam beragam bahasa. Di Sicilia, Dr. Feray Ibnu Salim bersama Dr. Gir Farragut bersusah payah mentranslit buku tersebut dan diberi judul yang sesuai dengan keagungan bukunya “Continens”. Sementara di Eropa lebih terkenal dengan sebutan Continent. Dari salinan buku inilah orang-orang Eropa mengetahui kehebatan intelektual dan kebesaran otoritas ar-Razi sebagai dokter muslim terkemuka.

Di sisi lain, salah satu penemuan monumental beliau adalah air raksa (Hg). Padahal di Eropa Hg ini baru dikenal pada masa Zar Rusia Alexei Mikhailovitsy yang memerintah mulai 1645-1676 M. Selain dari pada itu, ar-Razi juga yang pertama mencurahkan segenap pikirannya untuk mendiagnosa penyakit cacar, serta secara khusus mencatat dan membahas berbagai penyakit anak-anak. Ia memberikan kajian menarik tentang penyakit cacar (small pox). Ia membedakan penyakit ini menjadi; cacar air (variola), dan cacar merah (vougella) (4)

Ar-Razi pernah melakukan pengobatan khas dengan metode pemanasan syaraf. Untuk penyembuhannya ia mengajukan metode “kai”, suatu pengobatan yang mirip seperti akupuntur dengan cara menusuk noktah-nokhtah tertentu pada tubuh dengan besi-besi pipih runcing yang telah dipanaskan dengan minyak mawar atau minyak cendana. Metode ini sekarang populer dengan berbagai macam model.

Sejarah mengakui bahwa ar-Razi memang merupakan sarjana muslim pertama yang menganggap pentingnya pengobatan terhadap penyakit kepala pening. Beberapa sejarawan menduga bahwa ar-Razi yang mendiagnosa tekanan darah tinggi (hypertensi). Terkait dengan sistem pengobatan ar-Razi kala itu, Doktor Winston berkomentar, “Ar-Razi mengobati penyakit kronis dengan cara seperti yang kita terapkan dewasa ini, dan ia juga telah melakukan penjahitan pada luka-luka yang terbuka” (5) **Wassalam



(1) M.M. Syarif, Para Filosof Muslim, (Bandung: Mizan, 1996), cet.VIII, hal. 31.

(2) M. Natsir Arsyad, Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah, (Bandung: Mizan, 1995), cet. IV, hal. 88.

(3) Anwar Jundi, Pancaran Pemikiran Islam, (Bandung: Pustaka, 1985), cet.1, hal. 129.

(4) Nasim Butt, Sains dan Masyarakat Islam, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996), cet. I, hal. 145.

(5) M. Natsir Arsyad, op.Cit, hal. 91.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar